Pengaruh pemakaian saponin dengan dosis berbeda terhadap pengendalian hama pada tambak udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Jangka

Authors

  • Lilis Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian Universitas Almuslim. Jln. Almuslim Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
  • Rabiatul Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian Universitas Almuslim. Jln. Almuslim Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

DOI:

https://doi.org/10.51179/jipsbp.v3i1.348

Keywords:

Limbah cair kelapa sawit, Oreochromis niloticua, hormon, spermatogenesis

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis penggunaan saponin yang tepat dan efektif untuk mengidentifikasi jenis hama dan pengendalian hama ditambak udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Penelitian ini peneliti menggunakan 5 tambak dalam penelitian, satu tambak tanpa menaburkan saponin, adapun dosis yang digunakan adalah Tambak A tanpa menggunakan saponin (kontrol), luas tambak B= 1800 m3 dengan dosis saponin 10 ppm, Luas tambak C= 1800 m3 dengan dosis saponin12ppm, Luas tambak D= 1760 m3dengan dosis saponin 14ppm dan Luas tambak E= 2000 mdengan dosis saponin 16 ppm. Pemakaian saponin dengan dosis berbeda berpengaruh nyata terhadap tambak udang vanname. Sedangkan hama pada tambak budidaya udang vannamei di temukan dalam dua jenis yaitu hama predator terdiri dari ikan sembilang (Euristhmus microceps) dan ikan mujair (Oreochromis Mossambicus) sedangkan untuk hama penyaing terdiri dari ikan belanak (Mugil Dossumieri), ikan janjan (Parapocryptes sp) ddan ikan lempam (Barbonymus Schwanenfeldii). Penggunaan saponin pada tambak penelitian membuktikan semakin tinggi pemakaian saponin maka semakin bagus hasil yang didapatkan, dalam penelitian ini dosis saponin yang efektif yaitu 16 ppm.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Baticados, M. C. L., & Paclibare, J. O. (1992). The use of chemotherapeutic agents in aquaculture in the Philippines. In Diseases in Asian Aquaculture I. Proceedings of the First Symposium on Diseases in Asian Aquaculture, 26-29 November 1990, Bali, Indonesia (pp. 531-546). Asian Fisheries Society, Fish Health Section.

Liao, W. R., & Huang, R. (2000). Agglutination of human and animal erythrocytes in marine unicellular algae. Journal of Industrial Microbiology and Biotechnology, 24(4), 262-266.

Mustafa, A., Ratnawati, E., & Sapo, I. (2010). Penentuan Faktor Pengelolaan Tambak yang Mempengaruhi Produktivitas Tambak Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat [Determining Of Brackishwater Pond Management Factors That Effect On The Brackishwater Pond Productivity In Mamuju Regency, West Sulawesi Province]. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 2(2), 199-207.

Haliman, R.W. dan Adijaya, D. 2005.Udang Vannamei. Jakarta: Penebar Swadaya

Mustafa, A., Sapo, I., & Paena, M. (2016). Studi penggunaan produk kimia dan biologi pada budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) di tambak Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Jurnal Riset Akuakultur, 5(1), 115-133.

Prihatman, K. (2001). Saponin untuk pembasmi hama Udang. Laporan Hasil Penelitian.

Primavera, J. H. (1993). A critical review of shrimp pond culture in the Philippines. Reviews in Fisheries Science, 1(2), 151-201.

Published

2021-07-05

How to Cite

Lilis, L., & Adawiyah, R. (2021). Pengaruh pemakaian saponin dengan dosis berbeda terhadap pengendalian hama pada tambak udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Jangka. Arwana: Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan, 3(1), 24–27. https://doi.org/10.51179/jipsbp.v3i1.348

Issue

Section

Articles